Pandangan ahli soal prospek QE 3
Pernyataan itu memang membuka prospek QE jilid ketiga. Menurut hasil polling Reuters, 37,5% responden memperkirakan the Fed akan memberlakukan QE 3 dalam enam bulan ke depan, dibandingkan 27,5% dalam polling minggu lalu. Tapi itu masih merupakan sinyal lemah, yang sewaktu-waktu bisa berubah. The Fed mungkin saja mengatakan hal itu untuk menyenangkan pasar, yang mengalami gejolak terburuk sejak krisis finansial 2008. Berikut pandangan para ekonom dan ahli lainnya mengenai prospek QE itu.
Kenneth Rogoff, ekonom Harvard University mengatakan the Fed kemungkinan menerapkan pembelian aset besar jilid ketiga, bergerak cepat untuk menjaga pemulihan ekonomi AS. Menurutnya, the Fed perlu segera melakukan sesuatu, meski langkah itu agak kontroversial dan tidak populer.
Nouriel Roubini, ekonom New York University, yang terkenal setelah memprediksikan secara tepat krisis finansial 2008, juga mengatakan the Fed nantinya akan melaksanakan QE 3. Ia melihat QE 3 sebagai sesuatu yang tak terelakkan. Bahkan ia sudah memperkirakan jauh-jauh hari.
Dalam wawancara dengan Forbes Januari lalu, Roubini menggambarkan QE 3 akan berbeda dengan jilid pertama atau kedua. Menurutnya, selama krisis, the Fed membeli aset beracun (toxic asset) perusahaan seperti Bear Stearn dan AIG, Fannie Mae dan Freddie Mac. Di QE 2, the Fed membeli obligasi pemerintah atau Treasury. QE 3 kemungkinan surat utang lokal seperti negara bagian atau kota/ kabupaten.
Lain dengan Jim O’Neill, Chairman Goldman Sachs Asset Management, yang mengatakan meski pasar hancur lebur seminggu terakhir, masih terlalu dini bagi the Fed untuk melaksanakan QE3. “Saya tidak yakin the Fed terburu-buru dengan QE3 tapi the Fed lebih condong dengan menjaga kondisi finansial tetap akomodatif. The Fed tidak akan melakukan sesuatu yang dapat menyebabkan kejatuhan tajam dollar dan lonjakan harga komoditas,” katanya.
Investor legenda Jim Rogers juga menyampaikan pandangan yang berbeda, berargumen pencetakan uang lagi, atau QE3, hanya akan menambah inflasi, memicu gejolak sosial bahkan dekade hilang seperti di Jepang. Ia mengimbau investor untuk siap menghadapi masalah baru. Satu-satunya cara yang menurutnya logis adalah menerima kenyataan dengan membiarkan orang yang mau bangkrut, ya bangkrut.
And Share