Indonesia Bisa Tersandera Fluktuasi
“Kalau fluktuasi ini masih dalam rentang yang bisa diatasi oleh tersedianya dana Operasi Terbuka di devisa likuid BI, tentu tak akan mengganggu asset. Tetapi, kalau terus-terusan akan menggerus asset,” ujar Pengamat Pasar Modal, Yanuar Rizky di Jakarta, Kamis (11/8/2011).
Dengan kondisi demikian, menurut Yanuar, situasi yang mengkawatirkan adalah kalau aliran deras dollar AS ini dijadikan alat gorengan operasi moneter negara maju untuk mengatasi fiskal negaranya. Jika itu yang terjadi, maka Indonesia akan tersandera ke sesuatu yang ada batasnya tidak terkontrol dari dalam negeri.
“Artinya, fluktuasi uang QEM itu sudah pasti dan kita rasakan hari ini dengan fluktuasi yang meninabobokan kita karena kurs rupiah menguat,” ujarnya. Dampak bagi dunia usaha kebanyakan sudah terasa dalam bentuk biaya modal (kredit) yang tetap tinggi, padahal fundamental mereka sangat baik. Itu adalah harga yang harus dibayar dari fluktuasi karena pasar uang lebih menarik dengan keuntungannya yang lebih tinggi. “Itu membuat bunga kredit bersaing di kisaran tinggi dan likuid (jangka pendek),” ujar Yanuar.
(KN.Info)
And Share