Harga Emas Siap Melaju ke Level US$1.575
Analis Monex Investindo Futures Daru Wibisono mengatakan, potensi meroketnya kembali harga emas, salah satunya dipicu oleh tingkat pengangguran AS yang naik ke level 9,2% dari ekspektasi dan angka sebelumnya 9,1% yang diumumkan akhir pekan lalu. Pada saat yang sama, data tenaga kerja non-per tanian (non-fram payrolls) AS bulan Mei direvisi menjadi 25 ribu.
Lalu, pada Juni 2011 diekspektasikan jadi 90 ribu tapi hanya dirilis pada Jumat (8/7), 18 ribu. Kondisi itu, telah mengerek naik harga emas yang semula berada di bawah US$1.500 melesat ke level US$1,546,33 per troy ounce. “Sebab, negatifnya data tenaga kerja AS memicu penguatan mata uang utama terhadap dolar AS. Apalagi, emas berada dalam denominasi dolar AS sehingga harga emas langsung melambung,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (11/7).
Akibatnya, euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa) menguat hingga US$1,43 per euro. Begitu juga dengan poundsterling yang menembus US$1,6. Begitu juga dengan dolar Australia. “Di pasar timbul kekhawatiran baru, menyusutnya keyakinan investor terhadap pemulihan global yang dimotori AS seiring negatifnya angkan non-farm payrolls AS itu,” ujarnya.
Penurunan di bawah ekspektasi tersebut, lanjut Daru, merupakan yang kedua kali yang sekaligus menandakan pertumbuhan AS kembali ternsendat. Di sisi lain, negosiasi antara Pemerintah Obama dengan Kongres AS perihal kenaikan limit utang AS dari level US$14,2 triliun saat ini belum menemukan titik temu.
Negosiasi ini, lanjutnya, menjadi perdebatan sengit di parlemen AS yang semakin membuat ekonomi AS tidak pasti. “Investor global kembali waspada atas perlambatan ekonomi dunia,” timpalnya.
Hanya saja belakangan, ditegaskan Daru, penguatan mata uang utama jadi terbatas dan pada akhirnya kembali berguguran. Kejatuhan mata uang utama dipicu krisis utang di zona Eropa yang kembali dinilai pasar belum ada penyelesaian berarti. “ Akibatnya, euro mengalami tekanan tajam,” ucapnya.
Kondisi itu, imbuhnya, dipicu oleh petinggi European Cenral Bank (ECB) Bini Smaghi yang berkomentar dengan nada negatif. Smaghi menyatakan, langkah-langkah penanganan krisis zona Euro masih ‘minus’ (masih memiliki banyak kekurangan). “Dia melihat, hingga saat ini Yunani belum benar-benar pulih,” ujar Daru.
Alih-alih Yunani pulih, menurutnya, justru krisis menyebar ke negara Eropa lain seperti Portugal, yang peringkat kreditnya dan rating perbankannya dipangkas, dan Italia yang terancam meskipun belum di-down grade.
Di sisi lain, Smaghi juga menyatakan, wacana partisipasi sektor swasta dalam bailout Yunani justru akan memberatkan bagi pembayar pajak. Kekhawatiran inilah yang memicu euro semakin anjlok atas dolar AS. “Di tengah kekhawatiran utang yang belum kunjung reda, memicu kewaswasan investor,” tandas Daru.
Karena itu, investor mengalihkan dana terlebih dahulu ke aset yang aman yaitu emas sebagai safe haven. “Dari sisi grafiknya pun terlihat peralihan dana dari euro ke emas karena pasar waspada atas krisis utang yang masih berlanjut,” tuturnya.
Secara teknikal, Daru memaparkan, target penguatan Fibonacci harga emas menuju resistance pertama di level tertinggi pada 22 Juni 2011, US$1,557,75. Angka tersebut akan tercapai, jika harga emas kokoh di atas US$1.500 dan merebaknya kembali krisis utang Eropa terus mewarnai market.
Tapi, sebelum level teresebut dicapai, ada beberapa resistance yang harus ditembus yakni US$1.547-1.555. “Jika, US$1,557,75 tembus, emas akan mencapai level tertinggi pada 2 Mei 2011 di level US$1.575,79,” papar Daru.
Tapi, dia menggaribawahi, jika emas hanya menguat ke level US$1.557, ada potensi retracement ke level support US$1.538. Dalam satu bulan ke depan, potensi penurunan harga emas berikutnya ke angka US$1.527. Setelah itu akan tertahan di level 50% retracement Fibonacci di US$1.517,70. “Jadi kelihatan, ada tiga tahanan support Fibonacci,” urainya.
Di atas semua itu, Daru merekomendasikan hold atas emas sebelum US$1.557,75 dicapai. Ini berlaku bagi investor yang sudah punya posisi buy on dips (buy on weakness). Tapi, profit taking di level US$1.550 pun sudah cukup. “Sebab, secara historis, setelah enam kali level US$1.557 dicapai, harga emas kembali turun. Bahkan, pada Juni 2011, setelah mencapai US$1.550, emas turun melewati tiga titik support-nya,” ungkapnya.
Sementara itu, jika mau beli, lebih baik menunggu di tiga level support tadi. Support pertama US$1.538. “Selama kekhawatiran krisis utang Eropa merebak dan makro ekonomi AS negatif, harga emas sangat atraktif,” imbuh Daru.
And Share